Catatan Pulang Kampung- Makassar Ke Selayar lewat udara

Sepanjang perjalanan ke Bandara Hasanuddin aku sempat mengambil foto patung Sultan Hasanuddin yang kontroversial. Ada beberapa sejarahwan yang mengkritik wal hal patung salah satu pahlawan nasional asal sulawesi selatan itu, dibuat berpostur pendek dan pakai sendal. Ini tidak sesuai data sejarah, kata mereka. Adalah lebih gagah dan lebih mendekati kebenaran sejarah jika patung Si ayam jantan dari timur ini dibuat agak tinggi dan kakinya nyeker.



Perjalanan udara dari Makassar ke Selayar tidak lama. Hanya sekitar 30 menit saja. Mesin udara yang kami tumpangi nampaknya terbang menyusuri pantai kaki Pulau Sulawesi menuju timur. Dan karena pesawat ATR milik wings air itu terbang tidak tinggi, pemandangan gunung, persawahan, tambak, rumah penduduk dan tentu laut, masih bisa kelihatan.


Pada chek point tertentu, moncong pesawat pun diarahkan ke selatan memasuki selat selayar. Tampak beberapa kapal dan perahu sedang melintasi selat tersebut.





Tak berapa lama, nampaklah Pulau Selayar di bawah sana.  Jalur penerbangan kemudian menyusur pantai barat pulau terbesar di wilayah kabupaten kepulauan Selayar itu. Berapa saat kemudian terlihat pulau-pulau kecil yang dikelilingi pasir putih. Pulau Gusung dan Pulau Pasi. Perahu-perahu nelayan bermunculan di sela-selanya.


Pak pilot mengurangi ketinggian. Pesawat terbang merendah. Turun dan makin menurun sampai akhirnya, cuss.. roda pun menyentuh landasan. Raungan mesin bertambah keras. Mungkin remnya lagi diaktifkan. Pesawat meluncur di landasan dan makin lama makin melambat lalu berbelok ke parkiran. 



Comments

Popular posts from this blog

Bongkar-pasang main wheel

Inspeksi Harian Pesawat Terbang 4 - Nose Landing Gear and doors

Inspeksi harian pesawat terbang 15 - cek peralatan keselamatan di cabin