Stroberi dan Koko puteh



Setelah urusan selesai di kaki rinjani, rombongan berangkat ke tempat lain. Kali ini perjalanan menurun, mengulari kaki perbukitan dan mampir beli stroberi. Pemandangan sekitar pun tidak kalah indahnya.




Pada suatu tempat yang masih dalam wilayah sembalun, dua mobil berhenti dan parkir di sebuah simpang tiga yang agak jauh dari perkampungan. Penumpang turun menggelar tikar dan membuka bekal. Santap siang beramai-ramai sambil menikmati keindahan alam.. Santap siang beramai-ramai sambil menikmati keindahan alam.



Perjalanan dilanjutkan mengulari bukit demi bukit,melewati kampung demi kampung, berkelok naik turun dan rombongan berhentilah di tepi sebuah kali berair jernih yang memotong jalan setelah menyeberang jembatan.

Inilah yang dinamakan koko puteh, bahasa sasak yang berarti kali putih. Dinamakan begitu karena bebatuan di kali tersebut berwarna keputih-putihan. Di sini ada mushollah dan karena sudah masuk waktu dhuhur, rombongan pun singgah untuk sholat. Di mushollah ini tak ada kran air untuk berwudhu. Air sembahyang diambil dengan menciduk air sungai yang bening dan tidak berbau. 

Walau demikian tentu airnya tidaklah steril karena kita tidak tahu apa yang telah terjadi di hulu sana. Mungkin di sini kita berkumur dari bekas cebokan dan buang air para "penghulu". Untuk menghindari suudzon, aku ingat orang-orang tua di kampungku punya kepercayaan bahwa air sungai sudah ditapis oleh nabi khidir. Tak tahu dari mana kepercayaan tersebut bermuasal.

Selain menjadi tempat peristirahatan dan sholat, kali putih ini juga menawarkan keindahan tersendiri. Airnya yang bening mengalir lancar disela bebatuhan berwarna keputihan sana-sini. Lolos dari bawah jembatan, air meluncuri tebing kecil membentuk sebuah air terjun mini. Di bawah air terjun terdapat sebuah permukaan landai yang agak luas berisi kerikil-kerikil sebesar kelereng. Pada taman mungil alami itu dibangun dua buah ayunan. Para pengunjung bisa berayun sambil merendamkan kaki ke air dan jika kepala didongakkan, akan terlihat tebing-tebing tinggi di kiri-kanan yang dibelah oleh aliran sungai ini.

Kalau perut lapar atau kerongkongan kering, boleh juga mampir di warung-warung kecil dekat situ. Tapi paling afdol disarankan bawa bekal sendiri karena seperti pengalaman, harga makanan lumayan agak mahal. Walau demikian, masuk ke kawasan wisata koko puteh tidak dipungut bayaran.

Comments

Popular posts from this blog

Bongkar-pasang main wheel

Inspeksi Harian Pesawat Terbang 4 - Nose Landing Gear and doors

Inspeksi harian pesawat terbang 15 - cek peralatan keselamatan di cabin