Inspeksi Harian Pesawat Terbang 1 -Dari Penyambutan Sampai Pengecekan Hidrolik
Ada banyak macam jenis pesawat terbang di dunia ini. Bejibun pula cara merawatnya. Dan salah satu menu perawatan atau maintenance pesawat terbang adalah:melaksanakan daily check atau daily inspection alias inspeksi harian.
Daily inspection-khusus untuk Maskapai AA tempatku bekerja saat ini-dilaksanakan tiap 36 jam terbang atau setelah sebuah pesawat menyudahi aktifitasnya dalam sehari.Setelah si pesawat kembali ke sebuah station untuk night stop atau bermalam.
Apa yang perlu dilakukan saat "menyambut" pesawat yang akan masuk bermalam?
Pertama, clear FOD.
Parkiran pesawat harus bersih dari FOD ( Foreign Object Damage - Benda Asing yang bisa merusak). Maka menjelang kedatangan sebuah pesawat di sebuah apron atau lokasi parkiran akan terlihat beberapa orang mondar-mandir sembari merunduk-runduk ke tanah seperti lagi nyari serpihan emas tercecer. Mereka itu bisa jadi teknisi pesawat, petugas ramp handling, aviation security atau marhaller si juru parkir pesawat. Kalau ada sampah, segera dipungut dan disingkirkan.
Sepintas memang pekerjaan ini kelihatan remeh. Tapi ini wajib dilakukan karena bisa berakibat fatal. Apa fatalnya? Bila ada baut kecil saja yang tergilas roda pesawat, ban bisa meledak kalo pas apes. Dan kalo ada kerikil tersedot engine, coba tebak apa yang akan terjadi? Kompresor mesin jet itu, kendati terbuat dari logam, bisa rompal keriting!
Parking path atau spot parkir pesawat itu sendiri berupa garis kuning lurus. Di beberapa titik ada garis melintang, titik dimana roda depan pesawat distop.
Kedua, memasang chock atau ganjal
Tibalah saatnya si pesawat datang. Mahluk logam itu meraung-raung masuk apron. Bung marshaller dengan .. yang mirip bet pemukul pingpong jika pesawat markir di siang hari, atau mengayun-ayunkan .. , stik yang berkilauan itu saat malam- segera menuntun pesawat ke titik parkir.
Bersiaga pula petugas pemasang ganjal. Setelah roda pesawat direm dan pesawat benar-benar berhenti, engine dan lampu beacon mati, barulah chock dipasang. Itu aturannya.
Di posisi ban mana saja chock dipasang. Kita coba buka di Maintenance Manual, bahwa posisi dimana chock dipasang berbeda saat kecepatan angin di bandara di bawah 25 knot atau di atas 25 knot.
Ketiga, memasang safety device pada landing gea
Airbus 320 memiliki sebuah nose landing gear atau roda pendarat depan dan dua buah main landing gear atau roda pendarat belakang yang bisa retract (terlipat) saat terbang dan extend (ngacang) menjelang mendarat. Nah, ketika pesawat night stop, pada tiang-tiang roda ini wajib dipasangi safety device atau pengaman untuk mencegah terlipatnya roda pendarat saat didarat. Tentu tidak elok bin bahaya jika mahluk yang biasanya terbang mengarungi angkasa ini tiba-tiba "bersujud" ke bumi lantaran "lututnya" goyah.
Safety device tersebut ada 3. Satu berbentuk pin, dipasang pada nose landing gear dan dua buah berbentuk sleeve pin, masing-masing dipasang di roda pendarat belakang, kanan dan kiri. Tiap safety device ini memiliki steamer atau umbul-umbul warna merah bertuliskan "Remove before flight".
Masang safety device aturannya adalah, steamernya harus kelihatan. Jadi tidak boleh digulung. Mengapa? Biar gampang ketahuan kalo ada safety device yang lagi terpasang kendatipun dari jauh. Karena dari jauh itu, akan kelihatan ada kain pita
yang berkibar-kibar.
Nah, kalo gampang ketahuan terpasangnya, petugas darat pun jadi gampang memastikan benda ini sudah benar-benar dilepas sebelum pesawat mengudara. Apa akibatnya bila tidak dicopot sebelum pesawat mengudara? Fatal, bung. Landing gear tak bisa terlipat dan bila om pilot mendaratkan pesawatnya, tiang landing gear akan patah. Pesawat pun ambruk mencium bumi secara mengerikan.
Keempat, review MR1, MR2 ,NTC dan CCL
MR1, maintenance report 1 adalah sebuah buku berisi informasi pemakaian pesawat: sudah terbang dari station mana saja, dari jam berapa sekaligus tempat pilot "curhat" kepada teknisi. Jadi yang ditulis misalnya, mas kog saya di PHP in sih?😀
Bukan. Bukan itu yang ditulis. Tetapi kerusakan atau kendala teknis yang dialami pilot saat terbang. Nah, setelah kerusakan diperbaiki bung teknisi juga menulis tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.
Ada lagi MR . Buku ini berisi daftar kondisi kerusakan pesawat yang masih ditangguhkan pengerjaannya tetapi pesawat masih boleh beroperasi.
Nah, ada lagi NTC, notice to crew. Buku ini berisi daftar panduan baik bagi pilot maupun teknisi untuk mengoperasikan pesawat atau melaksanakan perawatan untuk pesawat yang memiliki kondisi atau konfigurasi tertentu. Kondisi yang dimaksud hanya terjadi pada pesawat yang bersangkutan saja. Tidak terjadi terjadi pada pesawat lain kendati mereknya sama.
NTC untuk pilot misalnya begini, saat pesawat ini terbang pada ketinggian sekian, akan muncul warning tertentu. Silahkan melaksanakan tindakan bla bla.
Untuk teknisi misalnya, pesawat ini harus dinyalakan mesinnya saat preflight guna menghindari fuel ngocor dari engine saat engine start
Pendeknya, NTC berisi " daftar perlakuan khusus".
Satu lagi yang harus direview, yakni CCL (cabin condition log). Ialah daftar kerusakan di cabin yang biasanya diisi oleh cabin crew, mbak pramugari atau mas pramugara. Dari kursi rusak, air di galley mampat sampai toilet bau.
Kelima, safety check flight compartment
Bung teknisi juga diharuskan memeriksa posisi aneka tuas dan tombol di kokpit untuk memastikan posisi tuas dan tombol-tombolnya masih dalam kondisi normal.
Keenam, cek jumlah hydraulic quantity
Isi tabung hidrolik bisa dimonitor di layar ECAM yang ada di kokpit.
Daily inspection-khusus untuk Maskapai AA tempatku bekerja saat ini-dilaksanakan tiap 36 jam terbang atau setelah sebuah pesawat menyudahi aktifitasnya dalam sehari.Setelah si pesawat kembali ke sebuah station untuk night stop atau bermalam.
Apa yang perlu dilakukan saat "menyambut" pesawat yang akan masuk bermalam?
Pertama, clear FOD.
Parkiran pesawat harus bersih dari FOD ( Foreign Object Damage - Benda Asing yang bisa merusak). Maka menjelang kedatangan sebuah pesawat di sebuah apron atau lokasi parkiran akan terlihat beberapa orang mondar-mandir sembari merunduk-runduk ke tanah seperti lagi nyari serpihan emas tercecer. Mereka itu bisa jadi teknisi pesawat, petugas ramp handling, aviation security atau marhaller si juru parkir pesawat. Kalau ada sampah, segera dipungut dan disingkirkan.
Sepintas memang pekerjaan ini kelihatan remeh. Tapi ini wajib dilakukan karena bisa berakibat fatal. Apa fatalnya? Bila ada baut kecil saja yang tergilas roda pesawat, ban bisa meledak kalo pas apes. Dan kalo ada kerikil tersedot engine, coba tebak apa yang akan terjadi? Kompresor mesin jet itu, kendati terbuat dari logam, bisa rompal keriting!
Parking path atau spot parkir pesawat itu sendiri berupa garis kuning lurus. Di beberapa titik ada garis melintang, titik dimana roda depan pesawat distop.
Kedua, memasang chock atau ganjal
Tibalah saatnya si pesawat datang. Mahluk logam itu meraung-raung masuk apron. Bung marshaller dengan .. yang mirip bet pemukul pingpong jika pesawat markir di siang hari, atau mengayun-ayunkan .. , stik yang berkilauan itu saat malam- segera menuntun pesawat ke titik parkir.
Bersiaga pula petugas pemasang ganjal. Setelah roda pesawat direm dan pesawat benar-benar berhenti, engine dan lampu beacon mati, barulah chock dipasang. Itu aturannya.
Di posisi ban mana saja chock dipasang. Kita coba buka di Maintenance Manual, bahwa posisi dimana chock dipasang berbeda saat kecepatan angin di bandara di bawah 25 knot atau di atas 25 knot.
Ketiga, memasang safety device pada landing gea
Airbus 320 memiliki sebuah nose landing gear atau roda pendarat depan dan dua buah main landing gear atau roda pendarat belakang yang bisa retract (terlipat) saat terbang dan extend (ngacang) menjelang mendarat. Nah, ketika pesawat night stop, pada tiang-tiang roda ini wajib dipasangi safety device atau pengaman untuk mencegah terlipatnya roda pendarat saat didarat. Tentu tidak elok bin bahaya jika mahluk yang biasanya terbang mengarungi angkasa ini tiba-tiba "bersujud" ke bumi lantaran "lututnya" goyah.
Safety device tersebut ada 3. Satu berbentuk pin, dipasang pada nose landing gear dan dua buah berbentuk sleeve pin, masing-masing dipasang di roda pendarat belakang, kanan dan kiri. Tiap safety device ini memiliki steamer atau umbul-umbul warna merah bertuliskan "Remove before flight".
Masang safety device aturannya adalah, steamernya harus kelihatan. Jadi tidak boleh digulung. Mengapa? Biar gampang ketahuan kalo ada safety device yang lagi terpasang kendatipun dari jauh. Karena dari jauh itu, akan kelihatan ada kain pita
yang berkibar-kibar.
Nah, kalo gampang ketahuan terpasangnya, petugas darat pun jadi gampang memastikan benda ini sudah benar-benar dilepas sebelum pesawat mengudara. Apa akibatnya bila tidak dicopot sebelum pesawat mengudara? Fatal, bung. Landing gear tak bisa terlipat dan bila om pilot mendaratkan pesawatnya, tiang landing gear akan patah. Pesawat pun ambruk mencium bumi secara mengerikan.
Keempat, review MR1, MR2 ,NTC dan CCL
MR1, maintenance report 1 adalah sebuah buku berisi informasi pemakaian pesawat: sudah terbang dari station mana saja, dari jam berapa sekaligus tempat pilot "curhat" kepada teknisi. Jadi yang ditulis misalnya, mas kog saya di PHP in sih?😀
Bukan. Bukan itu yang ditulis. Tetapi kerusakan atau kendala teknis yang dialami pilot saat terbang. Nah, setelah kerusakan diperbaiki bung teknisi juga menulis tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.
Ada lagi MR . Buku ini berisi daftar kondisi kerusakan pesawat yang masih ditangguhkan pengerjaannya tetapi pesawat masih boleh beroperasi.
Nah, ada lagi NTC, notice to crew. Buku ini berisi daftar panduan baik bagi pilot maupun teknisi untuk mengoperasikan pesawat atau melaksanakan perawatan untuk pesawat yang memiliki kondisi atau konfigurasi tertentu. Kondisi yang dimaksud hanya terjadi pada pesawat yang bersangkutan saja. Tidak terjadi terjadi pada pesawat lain kendati mereknya sama.
NTC untuk pilot misalnya begini, saat pesawat ini terbang pada ketinggian sekian, akan muncul warning tertentu. Silahkan melaksanakan tindakan bla bla.
Untuk teknisi misalnya, pesawat ini harus dinyalakan mesinnya saat preflight guna menghindari fuel ngocor dari engine saat engine start
Pendeknya, NTC berisi " daftar perlakuan khusus".
Satu lagi yang harus direview, yakni CCL (cabin condition log). Ialah daftar kerusakan di cabin yang biasanya diisi oleh cabin crew, mbak pramugari atau mas pramugara. Dari kursi rusak, air di galley mampat sampai toilet bau.
Kelima, safety check flight compartment
Bung teknisi juga diharuskan memeriksa posisi aneka tuas dan tombol di kokpit untuk memastikan posisi tuas dan tombol-tombolnya masih dalam kondisi normal.
Keenam, cek jumlah hydraulic quantity
Isi tabung hidrolik bisa dimonitor di layar ECAM yang ada di kokpit.
Comments
Post a Comment